outbound training
Paintball Jakarta
provider outbound
Outbound Jakarta
Akhir-akhir ini yang namanya ”
outbound” menjadi sebuah alternatif pelatihan pengembangan sumber daya manusia (SDM) yang marak di Indonesia, namun hati-hati dengan pelatihan yang satu ini jangan-jangan hanya sekedar sebuah ”trend”, yang suatu saat berganti dengan ”trend” yang lain. Seperti ”trend” pakaian dari masa-kemasa yang terus berganti-ganti. Sebuah”trend” selalu dipengaruhi oleh dan datang dari negara-negara maju. Namun bagaimana dengan ”trend” pelatihan atau pendidikan yang kaitanya dengan pengembangan ”kemampuan dan pemahaman ” diri sebagai manusia dengan menggunakan media alam terbuka ???.
Outbound sebuah ”trend” pelatihan dan pendidikan
Sekilas lahirnya trend pelatihan ini, bermula setelah perang dunia tahun 1941, ketika seorang berkebangsaan Jerman bernama Kurt Hahn bersama dua orang dari Inggris bernama Jim Hogan dan Lawrence Hott, mengadopsi aktivitas permainan tali tinggi dalam program yang bernama Outward Bound, program ini awalnya diberikan pada beberapa sekolah di Inggris, program ini mendisain pendidikan yang mengarah pada perkembangan individu dan kelompok, dengan penekanan pada program Individual challenge dan group problem solving initiatives, dengan harapan dapat mengembangkan kemampuan bidang organisasi (group development) serta upaya dalam mengembangkan kemampuan diri (personal development). Kedua hal tersebut disajikan dalam upaya mengembangkan kemampuan diri dalam menghadapi kehidupan sosial. Pada tahun 1971 di Masachusetts berdiri Project Adventure dengan menggunakan metoda experience education program (program belajar dari pengalaman) yang diberikan pada anak-anak sekolah setingkat SMU, Project Adventure membuat program dengan nama “ropes and initiatives program”, pada program ini para instruktur menekankan pada diskusi kelompok setelah melakukan aktivitas sebagai proses penggalian nilai-nilai yang didapat dari belajar dari pengalaman, sebagai proses belajar dan terapi, pada tahun 1974 program ini menjadi program kurikulum di seluruh sekolah di Amerika. ”Ropes and initiatives course” menjadi terkenal tidak hanya dikembangkan atau diterapkan untuk anak-anak sekolah, namun dipakai pula oleh pelaku bisnis, perusahaan, departemen dan organisasi kesehatan mental dengan harapan para pelakunya mendapatkan manfaat dalam membangun kerjasama tim dan pengembangan kemampuan personal.
Outbound adalah sebuah ”trend” pelatihan yang masuk ke Indonesai pada tahun 1990 an dengan nama ”Outward Bound” Indonesia, istilah Outward Bound telah menjadi hak paten sebuah organisasi internasional termasuk yang ada di Indonesia. Hak paten tersebut menjadikan para penyelenggara di Indonesia merubah istilah menjadi ”outbound training” yang pada inti kegiatannya tidak jauh berbeda. ”Trend” pelatihan tersebut berkembang pesat sampai sekarang tahun 2006, menurut catatan di Indonesia hampir mencapai 190 penyelenggara yang tersebar di kota-kota besar di Indonesia, hampir semua penyelenggara menggunakan alam terbuka sebagai media pendidikannya. Kalau dilihat tingkat pertumbuhan dan perkembangan dari sisi penyelenggara ”outbound” dapat dikatakan cukup cepat, namun jika bicara ” trend” hati-hati suatu saat ”trend” dapat berubah-rubah. Di Indonesia awal muncul aktivitas ini banyak yang merasa pesimis dengan perkembangnnya, namun penyelenggara yang membuat ”trend” tersebut mampu mengajak masyarakat Indonesia untuk mencicipi produk tersebut dengan berawal dari ikut-ikutan, ingin tahu, ingin mencoba, dan akhirnya ada beberapa yang merasa ketagihan dan membutuhkan, dalam artian berawal dari ingin mengetahui, mencoba, memahami dan akhirnya butuh akan produk tersebut dengan motif dan tujuan yang berberbeda-beda. Di Indonesia sebagian besar pengikut aktivitas ini masih sebatas perusahaan atau instansi yang dikirim oleh pihak manajemen perusahan, namun perkembangan diluar sana (Amerika, Eropa, Australia dan negara maju lainnya) pengikutnya sudah bukan hanya kelompok karyawan perusahaan atau instansi, namun secara perorangan (pribadi) mendaftarkan diri untuk dapat terlibat dalam aktivitas tersebut dengan motif dan tujuan diantaranya mengembangkan kemampuan dan potensi diri disamping mencari suasana dan lingkungan baru untuk dapat menyalurkan kebutuhan manusia dalam berinteraksi dengan alam dan berinteraksi dengan sesama manusia dalam suasana di luar ruangan (outdoor).
Outdoor Activity di Indonesia
Di Indonesia, pendidikan dengan menggunakan media alam terbuka bagi masyarakat sipil (non militer) mulai muncul tahun 1964, ketika ada sekelompok anak muda melakukan sebuah pendidikan dengan menggunakan alam terbuka sebagai media dan sarananya, dengan konsep ”belajar seumur hidup” bagi anggotanya yang sebagian besar anak muda (generasi muda), dengan berpedoman pada bagaimana mempertahankan hidup (survival), bagaimana mencapai tujuan yang menantang (Rock Climbing, Mountanering, Rafting dll.), bagaimana menolong orang lain (Search and Rescue) dan bagaimana menciptakan kebersamaan (Esprit de Corps), secara disadari dan tidak disadari semua itu dalam upaya meningkatkan kualitas mental dan fisik pelakunya dalam menghadapi dan mempersiapkan tantangan hidup. Pendidikan semacam ini dapat diartikan belajar di alam terbuka, belajar hidup di alam terbuka dan belajar dari alam (outdoor education) dan belajar dari sebuah petualangan dan belajar menghadapi tantangan dan belajar menghadapi petualangan (adventure education atau challenge education), keduanya pendekatan pendidikan tersebut secara langsung dapat dikatakan sebagai kegiatan di alam terbuka ”outdoor activity” yang memberi arti, nilai dan makna bagi pelakunya.
Sebagai penggiat di alam terbuka diluar sana, David Hopkins and Putman serta para pengikutnya melihat aktivitas di alam terbuka sebagai media pendidikan. Istilah ”outdoor activity for education” mungkin dapat dikatakan cukup tepat untuk saat ini, karena dalam melakukan aktivitas tersebut ada tiga formula yang saling berkaitan, diantaranya, Unsur Petualangan / Tantangan (adventure / challenge), Unsur Alam Terbuka (outdoor), dan Unsur Pendidikan (education) ketiga unsur tersebut jika disadari oleh pelakunya mampu memberi nilai atau makna bagi diri (pelaku). Ketiga unsur dan makna yang didapat dari ”outdoor activity ” dapat digambarkan sebagai berikut
Disengaja atau tidak (dirancang atau tidak dirancang) aktivitas di alam terbuka memiliki kondisi lingkungan yang unik diantaranya lingkungan fisik (ketinggian, kedalaman, panas dan dingin) dan lingkungan sosial (teman seperjalanan dan masyarakat sekitar), aktivitas di alam terbuka juga identik dengan nuansa menantang (challenge) dan mengandung unsur petualangan yang mendorong motivasi pelaku untuk mencoba melewatinya, jika kedua unsur tersebut disikapi dengan sadar sebagai arena untuk mencoba dan mengembangkan kemampuan dan potensi diri, apapun hasil yang didapat akan memberi makna dan nilai-nilai baru yang berorientasi pada diri, dalam artian berhasil melawai atau pun gagal melewatinya makna dan nilai baru akan dirasakan oleh pelakunya. Dengan pemahaman diatas para pelaku kegiatan di alam terbuka diharapkan tidak hanya menyalurkan hobi atau mencari suasana yang menyenangkan atau menegangkan saja, namun ada nilai dan makna yang didapat dari pengalaman yang dilewati sebagai sebuah pelajaran / belajar dari pengalaman”experience learning”.
Manusia secara alami tumbuh secara fisik, meningkat secara kemampuan dan berkembang secara mental (emosi). Peningkatan kemampuan dan perkembangan mental (emosi) manusia dapat dirangsang oleh sesuatu yang menantang dengan dukungan (support) dari lingkungannya, James Neil seorang penggiat alam terbuka merumuskan bahwa Growth = Challenge + Support, ini menunjukan bahwa manusia berkembang secara mental dan meningkat secara kemampuan akibat dari kemauan dan keberanian manusia tersebut dalam menghadapi berbagai macam tantangan dengan dukungan (support) dari lingkungannya (orang tua,saudara, teman, guru dan manusia lainnya), jika dikaitkan dengan outdoor activity yang penuh dengan aktivitas yang menantang dengan dukungan (support) dari orang-orang yang ada disekitarnya, bukan tidak mungkin akan memberikan perkembangan secara mental dan peningkatkan kemampuan bagi pelakunya.
Adventure / Challenge dalam Outdoor Activity.
Ketika menghadirkan sebuah aktivitas sebagai sarana atau alat dalam pendidikan atau latihan perlu pertimbangan standar tinggi atau rendahnya nilai tantangan tersebut, jangan sampai tantangan tersebut tidak sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai atau tidak sesuai dengan kemampuan si pelaku. Dalam melihat standar tinggi dan rendahnya sebuah aktivitas di alam terbuka dalam sebuah tantangan (challenge) sangat tergantung dari yang melakukannya, namun penggiat perlu melihat dan memahami batasan aktivitas di alam terbuka, seperti yang disampaikan oleh pakar ”outdoor activity” di negri sana , Colin Mortlock. Empat dasar ”outdoor activity” kaitanya dengan intensitas / keterlibatan pelakunya :
§ Bermain (Play) : ditandai dengan sedikit keterlibatan secara emosi dan kegiatannya / aktivitas relatif mudah dan semua orang dapat melakukanya.
§ Petualangan (Adventure) : yang ditandai seseorang menikmati dan gembira, dimana pelaku menggunakan kemampuan secara penuh dan orang tersebut memiliki kendali atas situasi dan kondisi yang ada dan yang terjadi.
§ Batas Petualangan (Frontier Adventure) : dimana dalam melakukan aktivitas pelaku mencapai puncak pengalaman, pelaku mau mencoba dan mau mengalami tantangan, Jika tantangan berhasil dilewati merupakan suatu pengalaman puncak telah terlewati, disini ada resiko dalam melakukan, yaitu berhasil atau tidak berhasil dalam melakukan tantangan tersebut.
§ Kemalangan (Misadventure) : dimana pelaku memilih atau terpaksa untuk mengambil bagian dalam menghadapi tantangan di luar kemampuan, keterpaksaan dalam memilih tantangan tersebut dikhawtirkan berdampak atau menghasilkan emosi negatif (ketakutan, menyakitkan dan trauma) bahkan yang paling mengerikan berakhir pada kematian.
Mungkin keempat batasan tersebut dapat menjadi acuan para penggiat untuk dapat mengukur atau menghadirkan sebuah tantangan (challenge) dalam aktivits di alam terbuka yang disesuaikan dengan siapa, kapan dan untuk apa aktivitas tersebut dihadirkan, jangan sampai menghadirkan atau melakukan petualangan atau tantangan (adventure / challenge) menjadi kemalangan (misadventure). Akan menjadi tidak bermakna atau berarti jika aktivitas di alam terbuka dengan aktivitas yang menantang sebagai alat pendidikan dan latihan tanpa memahami batas tantangan dan tujuan pemberian tantangan.
Jika
outbound identik dengan tantangan (challenge) dan outbound identik dengan outdoor activity, semuanya sama-sama mengandung aktivitas menantang dan sama-sama memiliki tujuan, maka yang membedakannya mungkin metode dan proses pemberian dan pemaknaan pemahaman aktivitas bagi pelakunya, namun outbound hanya sebuah nama produk atau program pelatihan yang menggunakan alam terbuka sebagai media, semua orang bebas membuat produk / program, semua orang bebas memberi nama produk dan programnya dan semua orang bebas mengisi formula produknya, yang terpenting adalah racikan atau formula tersebut memiliki fungsi dan makna dari produk dan program tersebut, jadi jangan salah formula atau bahan saat meracik dan memakaikan sebuah produk dan program dalam berkegiatan dialam terbuka ”outdoor activity”.
”Pahami dan ketahui unsur-unsur yang ada pada ”outdoor activity”, pahami formula yang ada pada aktivitas-aktivitas yang menantang (challenge) dan pahami nilai-nilai dari sebuah petualangan (adventure) serta pahami kebutuhan-kebutuhan dasar manusia, maka tidak akan terlalu sulit memahami dan menerima istilah ”outbound” dan menggauli ”Outdoor Activity” sebagai sebuah ”KEYAKINAN”.
Sumber tulisan :
· Beyond Adventure, Colin Morlock, 2000.
· Personal Growth Through Adventure, David Hopkins and Roger Putman, 1993.
· Growth = Challenge + Support, James Neill,2004.
· Thesis, Studi mengenai dampak permainan “high rope game” terhadap peningkatan kompetensi personal dan sosial pada usia Remaja , Dadang M. Rizal, psikologi sosial Unpad 2006.
http://fpok.upi.edu/outdoor_and_adventure_article.htm
Outbound Anak, Outbound untuk anak,COMPANY OUTING PLUS,outbound jakarta ,outbound tangerang,training motivasi,outbound training,training outbound,outbond training,provider outbound,outbound provider,outbound team building,team building outbound,penyelenggara outbound,provider training di indonesia